Aksara adalah teman
Tulisan memang
tidak memiliki jiwa namun dia hidup, dia hidup bagi orang orang yang tidak
pernah sanggup mengungkapkan perasaanya terhadap orang lain, dia hidup bagi
orang yang percaya bahwa imajinasinya ada, dia hidup bagi hati orang orang yang
sedang kesepian, dia hidup bagi orang orang yang tidak memiliki rumah untuk
berteduh, dia hidup bagi orang orang yang tidak dianggap di semestanya.
Dia hidup,
disisi terdekat bagi kehidupan orang orang itu. Dia menjadi tempat pulang saat
semua rumah menutup pintu akan kedatangannya. Dia selalu ada bahkan saat kita
tidak pernah menganggap ia ada. Apa yang bisa dilakukan selain mengakui bahwa
hanya tulisanlah yang menjadi teman setia dari setiap hal yang telah pergi. Menjadi
pundak yang siap menampung segala keluh kesah tanpa menghakimi bahwa kita
salah.
Aksara indah itu
muncul saat ku beranikan diri untuk memanggilanya, saat kupaksa dia untuk
menemaniku di detik detik setiap kehidupan yang menurutku sudah berakhir. Aksara
yang indah yang berada pada hati seorang jiwa yang muncul tanpa pernah disadari
kedatangnya yang memberikan banyak kata untuk melawan semua ini, yang
membimbing sebagai cahaya ditengah kegelapan yang ada entah darimana asal
datangnya.
Kehidupan menggerus
kita bahkan lebih kejam dari biasanya, yang terjadi entah salah atau memiliki
maksud, sudah kutanyakan tentang semua alasan yang terjadi namun, ia tetap
kokoh enggan untuk memberikan jawaban. Jika setiap masalah diceritakan siapa
yang bersedia ada didekat kita dengan sabarnya membantu kita memberikan
ketenangan jiwa jika bukan orang yang rela meluangkan waktunya untuk kita.
Tulisan menjadi
jawaban bahwa ia tempat kembali untuk pulang saat semua pundak lelah, saat
semua tangan lelah untuk merangkul, saat otak lelah untuk berpikir. Dia tidak pernah peduli tentang keluh kesah
pemiliknya dia hanya ada saat pemiliknya membutuhkan kekuatan dalam jiwanya
yang baru setelah babak belur didetik sebelumnya. Dia tidak pernah menghakimi
bahwa kita bersalah, dia hanya memberikan rangkulan jiwa bahwa kamu yang
sekarang adalah versi terbaik dari dirimu.
Ada tangisan
bagi jiwa yang merintih, terhadap kecerobohan yang sudah ia lakukan. Ada pandangan
orang lain yang tiba tiba merasuki jiwanya dan menganggu keseimbangan aliran
darah yang melaluinya. Pandangan orang lain menjadi penting tanpa sadar hal itu
akan menganggu dirinya bahkan hingga mampu membuat ia menyerah dan kalah
terhadap keadaan, lalu apa yang bisa dilakukan jika kehidupan terasa buntu
tanpa arah jalan yang pasti saat diluar sana ada banyak alasan untuk tetap
tegar dan berjuang namun jiwanya menolak?
Kata kata untuk
tidak menyerah selalu terngiang namun seolah semesta tidak ingin mendukung, dia
selalu memberikan kejadian untuk menjerumuskan kedalamnya. Setiap hal yang
terjadi menjadi tamparan terkeras yang pernah ada yang serasa tidak pernah
bosan untuk menampar dan berulah. Sudah berapa banyak lembaran tisu yang
terbuang, sudah berapa tetes air mata yang telah dikeluarkan, lalu untuk apa
tujuan mana yang ingin dituju. Akhir yang bagaimana yang sebenernya dituju.
Seperti inikah
susahnya untuk berjalanan ke bukit tertinggi sebuah impian, rintangan apa lagi
yang ada didepan, halangan sebanyak apa lagi yang ingin melihat bahwa kita tidak sanggup. Bisakah kata menyerah dan lelah tidak pernah menjadi teman
terdekat dan menjadi aksara yang selalu muncul dalam setiap ketikan huruf yang
terangkai. Lalu bagaimana kisah selanjutnya.
Banyuwangi, rumah tua dibawah rintih
hujan dibulan november
♥
BalasHapus